3. SARANA SOSIALISASI POLITIK
1. Keluarga
Merupakan agen sosialisasi pertama yang dialami seseorang. Keluarga
memiliki pengaruh besar terhadap anggota-anggotanya. Pengaruh yang
paling jelas adalah dalam hal pembentukan sikap terhadap wewenang
kekuasaan. Bagi anak, keputusan bersama yang dibuat di keluarga bersifat
otoritatif, dalam arti keengganan untuk mematuhinya dapat mendatangkan
hukuman. Pengalaman berpartisipasi dalam pembuatan keputusan keluarga
dapat meningkatkan perasaan kompetensi politik si anak, memberikannya
kecakapan-kecakapan untuk melakukan interaksi politik dan membuatnya
lebih mungkin berpartisipasi secara aktif dalam sistem politik sesudah
dewasa.
2. Sekolah
Sekolah memainkan peran sebagai agen sosialisasi politik melalui
kurikulum pengajaran formal, beraneka ragam kegiatan ritual sekolah dan
kegiatan-kegiatan guru.
Sekolah melalui kurikulumnya memberikan pandangan-pandangan yang
kongkrit tentang lembaga-lembaga politik dan hubungan-hubungan politik.
Ia juga dapat memegang peran penting dalam pembentukan sikap terhadap
aturan permainan politik yang tak tertulis. Sekolah pun dapat
mempertebal kesetiaan terhadap system politik dan memberikan
symbol-simbol umum untuk menunjukkan tanggapan yang ekspresif terhadap
system tersebut.
Peranan sekolah dalam mewariskan nilai-nilai politik tidak hanya terjadi
melalui kurikulum sekolah. Sosialisasi juga dilakukan sekolah melalui
berbagai upacara yang diselenggarakan di kelas maupun di luar kelas dan
berbagai kegiatan ekstra yang diselenggarakan oleh OSIS.
3. Kelompok Pertemanan (Pergaulan)
Kelompok pertemanan mulai mengambil penting dalam proses sosialisasi
politik selama masa remaja dan berlangsung terus sepanjang usia dewasa.
Takott Parson menyatakan kelompok pertemanan tumbuh menjadi agen
sosialisasi politik yang sangat penting pada masa anak-anak berada di
sekolah menengah atas. Selama periode ini, orang tua dan guru-guru
sekolah sebagai figur otoritas pemberi transmitter proses belajar
sosial, kehilangan pengaruhnya. Sebaliknya peranan kelompok-kelompok
klik, gang-gang remaja dan kelompok-kelompok remaja yang lain menjadi
semakin penting. Pengaruh sosialisasi yang penting dari kelompok
pertemanan bersumber di dalam factor-faktor yang membuat peranan
keluarga menjadi sangat penting dalam sosialisasi politik yaitu:
a. Akses yang sangat ekstensif dari kelompok-kelompok pertemanan terhadap anggota mereka.
b. Hubungan-hubungan pribadi yang secara emosional berkembang di dalamnya.
Kelompok pertemanan mempengaruhi pembentukan orientasi politik individu melalui beberapa cara yaitu:
a. Kelompok pertemanan adalah sumber sangat penting dari informasi
dan sikap-sikpa tentang dunia social dan politik. Kelompok pertemanan
berfungsi sebagai “communication channels”.
b. Kelompok pertemanan merupakn agen sosialisasi politik sangat
penting karena ia melengkapi anggota-anggotanya dengan konsepsi politik
yang lebih khusus tentang dunia politik.
c. Mensosialisasi individu dengan memotivasi atau menekan mereka
untuk menyesuaikan diri dengan sikap-sikap dan perilaku yang diterima
oleh kelompok. Di satu pihak, kelompok pertemanan menekan individu untuk
menerima orientasi-orientasi dan perilaku tertentu dengna cara
mengancam memberikan hukuman kepada mereka yang melakukan penyimpangan
terhadap norma-norma keluarga, seperti melecehkan atau tidak menaruh
perhatian kepad amereka yang menyimpang.
4. Pekerjaan
Organisasi-organisasi formal maupun non formal yang dibentuk
berdasarkan lingkungan pekerjaan, seperti serikat buruh, klub social dan
yang sejenisnya merupakan saluran komunikasi informasi dan keyakinan
yang jelas.
5. Media Massa
Media massa seperti surat kabar, radio, majalah, televise dan
internet memegang peran penting dalam menularkan sikap-sikap dan
nilai-nilai modern kepada bangsa-bangsa baru merdeka. Selain memberikan
infoprmasi tentang informasi-informasi politik, media massa juga
menyampaika nilai-nili utama yang dianut oleh masyarakatnya.
6. Kontak-kontak Politik Langsung
Tidak peduli betapa positifnya pandangan terhadap system poltik yang
telah ditanamkan oleh eluarga atau sekolah, tetapi bila seseorang
diabaikan oleh partainya, ditipu oleh polisi, kelaparan tanpa ditolong,
mengalami etidakadilan, atau teraniaya oleh militer, maka pandangan
terhadap dunia politik sangat mungkin berubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar