B. MACAM – MACAM PARTAI POLITIK
Menurut Haryanto, parpol dari segi komposisi dan fungsi keanggotaannya secara umum dapat dibagi mejadi dua kategori, yaitu:
1. Partai Massa,
dengan ciri utamanya adalah jumlah anggota atau pendukung yang
banyak. Meskipun demikian, parta jenis ini memiliki program walaupun
program tersebut agak kabur dan terlampau umum. Partai jenis ini
cenderung menjadi lemah apabila golongan atau kelompok yang tergabung
dalam partai tersebut mempunyai keinginan untuk melaksanakan kepentingan
kelompoknya. Selanjutnya, jika kepentingan kelompok tersebut tidak
terakomodasi, kelompok ini akan mendirikan partai sendiri;
2. Partai Kader,
kebalikan dari partai massa, partai kader mengandalkan kader-kadernya
untuk loyal. Pendukung partai ini tidak sebanyak partai massa karena
memang tidak mementingkan jumlah, partai kader lebih mementingkan
disiplin anggotanya dan ketaatan dalam berorganisasi. Doktrin dan
ideologi partai harus tetap terjamin kemurniannya. Bagi anggota yang
menyeleweng, akan dipecat keanggotaannya.
(Haryanto: dalam buku suntingan Toni Adrianus Pito, Efriza, dan Kemal
Fasyah; Mengenal Teori-Teori Politik. Cetakan I November 2005, Depok.
Halaman 567-568)
Sedangkan tipologi berdasarkan tingkat komitmen partai terhadap
ideologi dan kepentingan, menurut Ichlasul Amal terdapat lima jenis
partai politik, yakni:
1. Partai Proto,
adalah tipe awal partai politik sebelum mencapai tingkat perkembangan
seperti dewasa ini. Ciri yang paling menonjol partai ini adalah
pembedaan antara kelompok anggota atau “ins” dengan non-anggota “outs”.
Selebihnya partai ini belum menunjukkan ciri sebagai partai politik
dalam pengertian modern. Karena itu sesungguhnya partai ini adalah faksi
yang dibentuk berdasarkan pengelompokkan ideologi masyarakat;
2. Partai Kader,
merupakan perkembangan lebih lanjut dari partai proto. Keanggotaan
partai ini terutama berasal dari golongan kelas menengah ke atas.
Akibatnya, ideologi yang dianut partai ini adalah konservatisme ekstrim
atau maksimal reformis moderat;
3. Partai Massa, muncul saat terjadi perluasan hak pilih rakyat sehingga
dianggap sebagai respon politis dan organisasional bagi perluasan
hak-hak pilih serta pendorong bagi perluasan lebih lanjut hak-hak pilih
tersebut. Partai massa berorientasi pada pendukungnya yang luas,
misalnya buruh, petani, dan kelompok agama, dan memiliki ideologi cukup
jelas untuk memobilisasi massa serta mengembangkan organisasi yang cukup
rapi untuk mencapai tujuan-tujuan ideologisnya;
4. Partai Diktatorial,
sebenarnya merupakan sub tipe dari parti massa, tetapi meliki
ideologi yang lebih kaku dan radikal. Pemimpin tertinggi partai
melakukan kontrol yang sangat ketat terhadap pengurus bawahan maupun
anggota partai. Rekrutmen anggota partai dilakukan secara lebih selektif
daripada partai massa;
5. Partai Catch-all,
merupakan gabungan dari partai kader dan partai massa. Istilah
Catch-all pertama kali di kemukakan oleh Otto Kirchheimer untuk
memberikan tipologi pada kecenderungan perubahan karakteristik.
Catch-all dapat diartikan sebagai “menampung kelompok-kelompok sosial
sebanyak mungkin untuk dijadikan anggotanya”. Tujuan utama partai ini
adalah memenangkan pemilihan dengan cara menawarkan program-program dan
keuntungan bagi anggotanya sebagai pengganti ideologi yang kaku
(Ichlasul Amal. Teori-teori Mutakhir Partai Politik Edisi Revisi. Penerbit Tiara Wacana, Yogyakarta, 1996)
Menurut Peter Schroder, tipologi berdasarkan struktur organisasinya terbagi menjadi tiga macam yaitu;
1. Partai Para Pemuka Masyarakat, berupa gabungan yang tidak terlalu
ketat, yang pada umumnya tidak dipimpin secara sentral ataupun
profesional, dan yang pada kesempatan tertentu sebelum pemilihan anggota
parlemen mendukung kandidat-kandidat tertentu untuk memperoleh suatu
mandat;
2. Partai Massa, sebagai jawaban terhadap tuntutan sosial dalam
masyarakat industrial, maka dibentuklah partai-partai yang besar dengan
banyak anggota dengan tujuan utama mengumpulkan kekuatan yang cukup
besar untuk dapat membuat terobosan dan mempengaruhi pemerintah dan
masyarakat, serta “mempertanyakan kekuasaan”;
3. Partai Kader, partai ini muncul sebagai partai jenis baru dengan
berdasar pada Lenin. Mereka dapat dikenali berdasarkan organisasinya
yang ketat, juga karena mereka termasuk kader/kelompok orang terlatih
yang personilnya terbatas. Mereka berpegangan pada satu ideologi
tertentu, dan terus menerus melakukan pembaharuan melalui sebuah
pembersihan yang berkseninambungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar